Selasa, 13 Juni 2017

Makalah Strategi Pembelajaran



STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI (SPE)



Disusunoleh:

Ainun Nabila  (1534411006)
Desi Widy Astutik (1534411013)
Heriyanto (1534411021)




PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI BANGKALAN


TAHUN AKADEMIK 2017-2018
  





 KATA PENGANTAR

            Pujisyukur kami mengucapkan kehadirat Allah SWT, yang atasrahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Strategi Pembelajaran Ekspositori”.
            Terimakasih kepada Bapak Junal, M.Pd, yang telah memberikan kami pengarahan dan ilmunya, hingga kami dapat membuat makalah ini, terimakasih juga kami berikan kepada seluruh rekan-rekan kelas 4A Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Bangkalan yang telah sepakat atas terbentuknya kelompok dua yang berisikan Ainun Nabila, Desi Widy Astutik, dan Heriyanto. Semoga kami dapat memberikan yang terbaik kepada rekan-rekan sekalian.
            Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
            Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan ilmu yang lebih baik dan bermanfaat pada mereka yang telah membaca dan memberikan penilaian dan saran atas makalah penulis ini, semoga dibalas oleh Allah SWT sebagai ibadah, AamiinYaaRobbal ‘Alaamiin.

                                                                                    Bangkalan,  13 Juni 2017

                                                                                                 Penulis








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................  i
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1.... Latar Belakang..............................................................................................1
1.2.... Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3.... Tujuan............................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN................................................................................................. 3
2.1... Konsep Penggunaan dan Prinsip Strategi Pembelajaran Ekspositori.................  3
2.2... Prosedur Pelaksaan Strategi Pembelajaran Ekspositori.................................... 6
2.3... Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori.................... ....9
BAB III. PENUTUP......................................................................................................... 12
3.1... Kesimpulan.....................................................................................................12
3.2... Saran............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................  14
 




BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dalam proses kehidupan manusia. Disatu pihak, pendidikan merupakan salah satu cara atau wahana untuk meneruskan nilai-nilai budaya dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya. Dipihak lain, kebudayaan merupakan wujud semangat kehidupan manusia yang menjiwai proses pendidikan dalam dinamika kehidupan masyarakat. Berbagai usaha telah dilakuan oleh berbagai pihak atau kalangan, baik pemerintah mauppun swasta dalam rangka meningkatkan pendidikan, baik jumlah (kuantitas) maupun kualitasnya (mutunya).
   Pendidikan memang merupakan bidang yang sangat mendasar dan strategi dalam upaya memajukan suatu bangsa dalam pembangunan sector pendidikan, guru merupakan pemegang peran yang amat sentral. Gru merupakan pihak pemegang kunci baik atau tidaknya suatu proses pembelajran, karena itu seorang guru tidak hanya dituntut untuk mampu mnenghidupkaan suasana kelas tetapi juga mampu menjadkan pembelajaran yang terjadi menjadi suatu proses peningkatan kepribadian pesrta didik.
   Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif.Nilai edukatif mewarnai intraksi yang terjadi antara guru dengan anak didik.Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pelajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
   Dalam proses pembelajaran sering ditemui siswayang sulit menerima atau menangkap materipelajaran yang disampaikan. Oleh karena ituperanan guru sangat diperlukan selama prosespembelajaran dengan cara guru menerapkan metodedan strategi belajar yang tepat.

1.2      Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep dan  prinsip penggunan strategi pembelajaran ekspositori?
2.      Bagaimana prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran ekspositori?
3.      Bagaimana keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran ekspositori?

1.3      Tujuan
1.      Untuk mengetahui konsep dan  prinsip penggunan strategi pembelajaran ekspositori.
2.      Untuk mengetahui prosedur strategi pembelajaran ekspositori.
3.      Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran ekspositori.


BAB II
PEMBAHASAN
                                                                                                   
2.1           Konsep dan Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
a.      Konsep SPE (Strategi Pembelajaran Ekspositori)
Ekspositori merupakan metode mengajar yang bertujuan untuk menjabarkan pengetahuan guru  kepada siswa secara tepat. Materi yang diajarkan  kepada siswa sudah disusun oleh guru secara sistematik dan dipersiapkan secara baik oleh guru,  sehingga yang terjadi dalam proses pembelajaran  adalah guru memberi penjelasan kepada siswa tentang fakta dan informasi penting. Metode pembelajaran ekspositori ini merupakan proses pembelajaran yang lebih  berpusat pada guru (teacher centered). Guru  menjadi sumber dan pemberi informasi utama.  Meskipun dalam metode ekspositori digunakan gabungan metode selain ceramah, penekanannya  tetap pada proses penerimaan pengetahuan  (materi pelajaran) bukan pada proses pencarian  dan kontruksi pengetahuan (W. Sunarto, W. Sumarni, dan E. Suci. 2008). Menurut Wina dalam buku Strategi Pembelajaran (2013: 177) dan Kurikulum dan Pembelajaran (2011: 299) strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Sedangkan menurut Syaiful (2010: 78) berpendapat bahwa pendekatan ekspositori merupakan penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa yang dianggap sebagai objek yang menerima apa yang diberikan oleh guru. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi.
Oleh karena itu, strategi ini lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah strategi chalk and talk. Terdapat beberapa karakteristik strategi pembelajaran ekspositori, yaitu di antaranya sebagai berikut:
1)      Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal.
2)      Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi dan harus dihafal.
3)      Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru. Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peran sangat dominan. Hal demikian juga dikemukakan dalam salah satu jurnal penelitian (J. Sulianto. 2011) bahwa model atau strategi pembelajaran yang paling dominan digunakan oleh para guru dalam proses pembelajaran adalah model. Menurut W Sadia (2013) strategi ekspositori tidak berkontribusi secara signifikan terhadap pembentukan karakter siswa dan model ekspositori sudah biasa digunakan dan mudah dalam implementasinya. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik.
Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah merupakan bentuk strategi ekspositori. Strategi pembelajaran ekspositori akan efektif manakala:
1)      Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus dipelajari siswa.
2)      Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu.
3)      Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan.
4)      Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik tertentu.
5)      Guru menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktik.
6)      Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.
7)      Apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemampuan rendah.
8)      Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang berpusat pada siswa.
9)      Jika guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.

b.      Prinsip-Prinsip Penggunaan SPE (Strategi Pembelajaran Ekspositori)
Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Wina dalam buku Strategi Pembelajaran (2013: 181) dan Kurikulum dan Pembelajaran (2011: 299) mengemukakan prinsip-prinsip penggunaan strategi ekspositori, yaitu harus berorientasi pada tujuan, prinsip komunikasi, prinsip kesiapan, dan prinsip berkelanjutan.
a.      Berorientsi Pada Tujuan
Walaupun penyampain materi pelajaran merupakan cirri utama dalam stratrategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah,namun tidak berarti peruses penyampain materi tanpa tujuan pembelajran;justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini. Karna itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu,guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seprti criteria pada umumnya,tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapt diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.
b.   Prinsip Komunikasi
            Ekspositori siswa tidak hanya mendengar dan membuat catatan saja, tetapi juga membuat soal dan bisa bertanya kalau tidak mengerti. Guru dapatmemeriksa pekerjaan siswa secara individual, atau menjelaskan kembali kepada siswa secara individual atau klasikal. Pada metode ekspositori siswa belajar lebih aktif daripada metode ceramah.Siswa mengerjakan latihan soal sendiri atau juga dapat berdiskusi dengan temannya.
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komonikasi,ynag menunjuk pada peruses penyampain pesan dari seseorang(sumber pesan)kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan).pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam perose komonikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan
c.   Prinsip Kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme,”kesiapan”merupakan salah satu hokum belajar.inti dari hokum belajar ini adalah bahwa setiap individu akan merespon dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan;sebaliknya,tidak mungkin setiap individu akan mersepon setiap stimulus yang muncul manakala dalam dirinya belum memiliki kesiapan.
d.   Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah menakala melalui proses penyampaiyan dapat membawa siswa pada situasi ketidak seimbangan (disequilibriung), sehinga mendorong mereka mencari dan menemukan atau menanmbah wawasan melalui proses belajar mandiri.
                                                            
2.2           Prosedur Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Menurut Wina (2013: 183) sebelum diuraikan tahapan penggunaan strategi pembelajaran ekspositori, terlebih dahulu disebutkan beberapa hal yang harus dipahami oleh setiap guru yang akan menggunakan strategi ini, yaitu guru harus merumuskan tujuan yang ingin dicapai, guru harus menguasai materi pelajaran dengan baik, dan guru harus mengenali medan serta berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses penyampaian materi pelajaran. Keberhasilan penggunaan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran. Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi pembelajaran ekspositori yang dikemukakan oleh Wina dalam buku Strategi Pembelajaran (2013: 185) dan Kurikulum dan Pembelajaran (2011: 301), yaitu sebagai berikut:
a)      Persiapan (preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan adalah:
• Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.
• Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.
• Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa.
• Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.
         Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan diantaranya adalah:
1. Berikan sugesti yang positif dan hindari yang negatif
2. Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai
3. Bukalah file alam otak siswa
b)     Penyajian (presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan.Yang harus dipikirkan oleh setiap guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa.
                           a. penggunaan bahasa
                            b. intonasi suara
                          c. menjaga kontak mata dengan siswa
                          d.  menggunakanjoke-joke yang menyegarkan
c)      Menghubungkan (correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.

d)     Menyimpulkan (generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran yang telah disajikan. Menyimpulkan bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan mengulang kembali inti-inti materi yang menjadi pokok persoalan, dengan memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang telah disajikan, dan dengan maping melalui pemetaan keterkaitan antarmateri pokok-pokok materi.
e)      Penerapan (aplication)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru.Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini, yaitu membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan dan dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.
Sedangkan menurut Djamarah dan Aswan dalam buku Strategi Belajar Mengajar (2010: 21) dan Syaiful dalam buku Konsep dan Makna Pembelajaran (2010: 79) berpendapat bahwa secara garis besar prosedur pendekatan ekspositori adalah:
1)      Persiapan. Guru menyiapkan (preparasi) bahan selengkapnya secara sistematis dan rapi.
2)      Apersepsi. Guru bertanya atau memberikan uraian sigkat untuk mengarahkan perhatian anak didik kepada materi yang akan diajarkan.
3)      Presentasi. Guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramaha atau menyuruh anak didik membaca bahan yang telah disiapkan dati buku teks tertentu atau ditulis guru sendii.
4)      Resitasi. Guru bertanya dan anak didik menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari atau anak didik disuruh menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri (resitasi) tentang pokok-pokok masalah yang telah dipelajari, baik yang dipelajari secara lisan maupun tertulis.
Ibrahim dan Nana (2010: 43) mengemukakan mengajar secara ekspositori mempunyai metode mengajar yang biasa digunakan, yaitu metode ceramah dan demonstari.
a)      Metode Ceramah
Dalam merencanakan pengajaran dengan metode ceramah hal yang perlu dipersiapkan dengan saksama oleh guru adalah bahan ajaran sesuai dengan topik atau pokok bahasan. Dalam pelaksanaan mengajar, guru menceramahkan atau menyampaikan bahan aaran sesuai dengan sistematika yang telah disusun. Untuk memperjelas bahan, guru dapat memberikan contoh-contoh atau menerangkan dengan alat peraga. Agar para siswa berperan lebh aktif, kaegiatan ceramah dapat diseingi tanya-jawab.
b)     Metode Demonstrasi
Metode ini dapat digunakan sebagai metode belajar untuk sebagai metode pelegkap dari metode ceramah. Untuk menerangkan pokok bahasa cahaya, umpamanya, guru mengadakan demonstrasi dengan menggunakan cermin dan kaca pembesar untuk memperjelas perbedaan suara beberapa jenis guru, guru mendemonstrasikan suara bebeap burung. Demonstarsi tidak hanya bisa dilakukan oleh guru, tetpi para siswa bisa diminta untuk mendemonstraskan sesuatu. Hal-hal yang akan didemonstrasikan, baik oleh guru maupun oleh siswa hendaknya dituliskan secara rinci di dalam rencana pengajaran.
2.3           Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori
a.      Keunggulan
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
1)      Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru dapat mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
2)      Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pembelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
3)      Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa dapat melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4)      Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
b.      Kelemahan
Di samping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran ekspositori juga memiliki kelemahan, yaitu di antaranya:
1)      Strategi ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi yang lain.
2)      Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
3)      Karena strategi ini lebih benyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
4)       Keberhasilan startegi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motifasi, dan berbagai kemampuan seperti bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas.
5)      Oleh karna gaya komunikasi strategi pembelajaran ekspositori  lebih banyak terjadi satu arah (one-way communication) maka kesempatan untuk mengobrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula.
6)      Lebih banyak melakukan aktivitas dibandingkan siswanya karena guru telah mengelola dan mempersiapkan bahan ajar secara tuntas sedangkan siswa berperan lebih pasif tanpa banyak melakukan pengolahan bahan, karena hanya menerima bahan ajar yang disampaikan oleh guru (MKB Ginting. 2013).
7)      Siswa tidak diberi kesempatan untuk mengkonstruk pengetahuannya sendiri (R. Triastuti, M.Asikin, dan K. Wijayanti. 2013).


BAB III
PENUTUP

3.1           KESIMPULAN
Ekspositori siswa tidak hanya mendengar dan membuat catatan saja, tetapi juga membuat soal dan bisa bertanya kalau tidak mengerti. Guru dapat memeriksa pekerjaan siswa secara individual, atau menjelaskan kembali kepada siswa secara individual atau klasikal. Pada metode ekspositori siswa belajar lebih aktif daripada metode ceramah. Siswa mengerjakan latihan soal sendiri atau juga dapat berdiskusi dengan temannya.
Strategi ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi yang lain.
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah menakala melalui proses penyampaiyan dapat membawa siswa pada situasi ketidak seimbangan (disequilibriung), sehinga mendorong mereka mencari dan menemukan atau menanmbah wawasan melalui proses belajar mandiri.

3.2           SARAN
Dengan adanya Strategi Pembelajaran Ekspositori diharapkan guru dapat menerapkan strategi ini dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai semaksimal mungkin. Dibalik itu juga seorang guru harus menguasai/ memahami tentang konsep dan prinsip penggunaan strategi pembelajaran ekspositori itu sendiri agar penerapan dalam kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar. Selain itu juga seoarang guru harus memahami keunggulan dan kelemahan dari strategi pembelajaran ekspositori itu, dengan memahami maka guru dapat menerapkan dari keunggulan itu dan dapat menghindari dari kelemahan yang ada dan jika bisa dapat mencari jalan keluar agar kelemahan itu dapat teratasi.
Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya dari kami. Dan kami sedar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harafkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina. 2013. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Sanjaya, Wina. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran; Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2015. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ibrahim, R dan Nana Syaodih S. 2010.  Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran; Untuk Membantu Pecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
W Sunarto, W Sumarni, E Suci - Jurnal inovasi pendidikan kimia, 2008 - journal.unnes.ac.id (01 Juni 2017 pukul 19.05 WIB).
J Sulianto - Malih Peddas, 2011 - journal.upgris.ac.id (06 Juni 2017 pukul 12.15 WIB).
W Sadia - Jurnal Pendidikan Indonesia, 2013 - ejournal.undiksha.ac.id (06 Juni 2017 pukul 13.10 WIB).
MKB Ginting - Basastra, 2013 - jurnal.unimed.ac.id (06 Juni 2017 pukul 14.00 WIB).
R Triastuti, M Asikin, K Wijayanti - Kreano, Jurnal Matematika …, 2013 - journal.unnes.ac.id (10 Juni  2017 pukul 20.05 WIB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar