STRATEGI
PEMBELAJARAN EKSPOSITORI (SPE)
Disusunoleh:
Desi
Widy Astutik (1534411013)
Heriyanto (1534411021)
PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
STKIP PGRI
BANGKALAN
TAHUN
AKADEMIK 2017-2018
KATA PENGANTAR
Pujisyukur
kami mengucapkan kehadirat Allah SWT, yang atasrahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Strategi Pembelajaran Ekspositori”.
Terimakasih
kepada Bapak Junal, M.Pd, yang telah memberikan kami pengarahan dan ilmunya,
hingga kami dapat membuat makalah ini, terimakasih juga kami berikan kepada seluruh
rekan-rekan kelas 4A Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Bangkalan yang
telah sepakat atas terbentuknya kelompok dua yang berisikan Ainun Nabila,
Desi Widy Astutik, dan Heriyanto. Semoga kami dapat memberikan yang terbaik kepada rekan-rekan
sekalian.
Dalam
penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya
penulis berharap semoga Allah memberikan ilmu yang lebih baik dan bermanfaat pada
mereka yang telah membaca dan memberikan penilaian dan saran atas makalah penulis
ini, semoga dibalas oleh Allah SWT sebagai ibadah, AamiinYaaRobbal ‘Alaamiin.
Bangkalan, 13 Juni 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1.... Latar Belakang..............................................................................................1
1.2.... Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3.... Tujuan............................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN................................................................................................. 3
2.1... Konsep
Penggunaan dan Prinsip Strategi Pembelajaran Ekspositori................. 3
2.2... Prosedur
Pelaksaan Strategi Pembelajaran Ekspositori.................................... 6
2.3... Keunggulan
dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori.................... ....9
BAB III. PENUTUP......................................................................................................... 12
3.1... Kesimpulan.....................................................................................................12
3.2... Saran............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 14
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian dari
kebudayaan dalam proses kehidupan manusia. Disatu pihak, pendidikan merupakan
salah satu cara atau wahana untuk meneruskan nilai-nilai budaya dari generasi
terdahulu ke generasi berikutnya. Dipihak lain, kebudayaan merupakan wujud
semangat kehidupan manusia yang menjiwai proses pendidikan dalam dinamika
kehidupan masyarakat. Berbagai usaha telah dilakuan oleh berbagai pihak atau
kalangan, baik pemerintah mauppun swasta dalam rangka meningkatkan pendidikan,
baik jumlah (kuantitas) maupun kualitasnya (mutunya).
Pendidikan
memang merupakan bidang yang sangat mendasar dan strategi dalam upaya memajukan
suatu bangsa dalam pembangunan sector pendidikan, guru merupakan pemegang peran
yang amat sentral. Gru merupakan pihak pemegang kunci baik atau tidaknya suatu
proses pembelajran, karena itu seorang guru tidak hanya dituntut untuk mampu
mnenghidupkaan suasana kelas tetapi juga mampu menjadkan pembelajaran yang
terjadi menjadi suatu proses peningkatan kepribadian pesrta didik.
Belajar
mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif.Nilai edukatif mewarnai
intraksi yang terjadi antara guru dengan anak didik.Interaksi yang bernilai
edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pelajaran dilakukan.
Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan
memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Dalam proses pembelajaran sering ditemui
siswayang sulit menerima atau menangkap materipelajaran yang disampaikan. Oleh
karena ituperanan guru sangat diperlukan selama prosespembelajaran dengan cara
guru menerapkan metodedan strategi belajar yang tepat.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimana konsep dan prinsip penggunan strategi pembelajaran
ekspositori?
2.
Bagaimana prosedur pelaksanaan strategi
pembelajaran ekspositori?
3.
Bagaimana keunggulan dan kelemahan strategi
pembelajaran ekspositori?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui konsep dan prinsip penggunan strategi pembelajaran
ekspositori.
2.
Untuk mengetahui prosedur strategi pembelajaran
ekspositori.
3.
Untuk mengetahui keunggulan dan
kelemahan strategi
pembelajaran ekspositori.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Konsep
dan Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
a.
Konsep
SPE (Strategi Pembelajaran Ekspositori)
Ekspositori merupakan metode
mengajar yang bertujuan untuk menjabarkan pengetahuan guru kepada siswa secara tepat. Materi yang
diajarkan kepada siswa sudah disusun
oleh guru secara sistematik dan dipersiapkan secara baik oleh guru, sehingga yang terjadi dalam proses
pembelajaran adalah guru memberi
penjelasan kepada siswa tentang fakta dan informasi penting. Metode
pembelajaran ekspositori ini merupakan proses pembelajaran yang lebih berpusat pada guru (teacher centered).
Guru menjadi sumber dan pemberi
informasi utama. Meskipun dalam metode
ekspositori digunakan gabungan metode selain ceramah, penekanannya tetap pada proses penerimaan pengetahuan (materi pelajaran) bukan pada proses pencarian
dan kontruksi pengetahuan (W. Sunarto, W. Sumarni, dan E. Suci. 2008). Menurut
Wina dalam buku Strategi Pembelajaran (2013:
177) dan Kurikulum dan Pembelajaran (2011:
299) strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal. Sedangkan menurut Syaiful (2010: 78) berpendapat
bahwa pendekatan ekspositori merupakan penyampaian ilmu pengetahuan kepada
siswa yang dianggap sebagai objek yang menerima apa yang diberikan oleh guru. Materi
pelajaran seakan-akan sudah jadi.
Oleh
karena itu, strategi ini lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering
juga dinamakan istilah strategi chalk and talk. Terdapat beberapa karakteristik
strategi pembelajaran ekspositori, yaitu di antaranya sebagai berikut:
1)
Strategi ekspositori dilakukan dengan
cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal.
2)
Biasanya materi pelajaran yang
disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi dan harus dihafal.
3)
Tujuan utama pembelajaran adalah
penguasaan materi.
Strategi
pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada guru. Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru
memegang peran sangat dominan. Hal demikian juga dikemukakan dalam salah satu
jurnal penelitian (J. Sulianto. 2011) bahwa model
atau strategi pembelajaran yang paling dominan digunakan oleh para guru dalam proses
pembelajaran adalah model. Menurut W
Sadia (2013) strategi ekspositori tidak berkontribusi secara signifikan terhadap
pembentukan karakter siswa dan model ekspositori sudah biasa digunakan dan
mudah dalam implementasinya. Melalui strategi ini guru menyampaikan
materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang
disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik.
Fokus
utama strategi ini adalah kemampuan akademik siswa. Metode pembelajaran dengan
kuliah merupakan bentuk strategi ekspositori. Strategi pembelajaran ekspositori
akan efektif manakala:
1)
Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru
serta kaitannya dengan yang akan dan harus dipelajari siswa.
2)
Apabila guru menginginkan agar siswa
mempunyai gaya model intelektual tertentu.
3)
Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan
cocok untuk dipresentasikan.
4)
Jika ingin membangkitkan keingintahuan
siswa tentang topik tertentu.
5)
Guru menginginkan untuk
mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktik.
6)
Apabila seluruh siswa memiliki tingkat
kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.
7)
Apabila guru akan mengajar pada
sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemampuan rendah.
8)
Jika lingkungan tidak mendukung untuk
menggunakan strategi yang berpusat pada siswa.
9)
Jika guru tidak memiliki waktu yang
cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.
b. Prinsip-Prinsip Penggunaan SPE (Strategi
Pembelajaran Ekspositori)
Dalam
penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang
harus diperhatikan oleh setiap guru. Wina dalam buku Strategi Pembelajaran (2013: 181) dan Kurikulum dan Pembelajaran (2011: 299) mengemukakan prinsip-prinsip
penggunaan strategi ekspositori, yaitu harus berorientasi pada tujuan, prinsip
komunikasi, prinsip kesiapan, dan prinsip berkelanjutan.
a. Berorientsi Pada Tujuan
Walaupun
penyampain materi pelajaran merupakan cirri utama dalam stratrategi
pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah,namun tidak berarti peruses
penyampain materi tanpa tujuan pembelajran;justru tujuan itulah yang harus
menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini. Karna itu sebelum
strategi ini diterapkan terlebih dahulu,guru harus merumuskan tujuan
pembelajaran secara jelas dan terukur. Seprti criteria pada umumnya,tujuan
pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapt diukur atau
berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.
b. Prinsip Komunikasi
Ekspositori siswa tidak hanya mendengar dan membuat catatan
saja, tetapi juga membuat soal dan bisa bertanya kalau tidak mengerti. Guru
dapatmemeriksa pekerjaan siswa secara individual, atau menjelaskan kembali
kepada siswa secara individual atau klasikal. Pada metode ekspositori siswa
belajar lebih aktif daripada metode ceramah.Siswa mengerjakan latihan soal
sendiri atau juga dapat berdiskusi dengan temannya.
Proses
pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komonikasi,ynag menunjuk pada
peruses penyampain pesan dari seseorang(sumber pesan)kepada seseorang atau
sekelompok orang (penerima pesan).pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini
adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan
tertentu yang ingin dicapai dalam perose komonikasi guru berfungsi sebagai
sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan
c. Prinsip Kesiapan
Dalam
teori belajar koneksionisme,”kesiapan”merupakan salah satu hokum belajar.inti
dari hokum belajar ini adalah bahwa setiap individu akan merespon dengan cepat
dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki
kesiapan;sebaliknya,tidak mungkin setiap individu akan mersepon setiap stimulus
yang muncul manakala dalam dirinya belum memiliki kesiapan.
d. Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori
harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih
lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga
untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah menakala melalui
proses penyampaiyan dapat membawa siswa pada situasi ketidak seimbangan
(disequilibriung), sehinga mendorong mereka mencari dan menemukan atau
menanmbah wawasan melalui proses belajar mandiri.
2.2
Prosedur
Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Menurut
Wina (2013: 183) sebelum diuraikan tahapan penggunaan strategi pembelajaran
ekspositori, terlebih dahulu disebutkan beberapa hal yang harus dipahami oleh
setiap guru yang akan menggunakan strategi ini, yaitu guru harus merumuskan
tujuan yang ingin dicapai, guru harus menguasai materi pelajaran dengan baik,
dan guru harus mengenali medan serta berbagai hal yang dapat mempengaruhi
proses penyampaian materi pelajaran. Keberhasilan penggunaan strategi
pembelajaran ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur
atau menyampaikan materi pelajaran. Ada beberapa langkah dalam penerapan
strategi pembelajaran ekspositori yang dikemukakan oleh Wina dalam buku Strategi Pembelajaran (2013: 185) dan Kurikulum dan Pembelajaran (2011: 301),
yaitu sebagai berikut:
a) Persiapan (preparation)
Tahap
persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Tujuan
yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan adalah:
•
Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.
•
Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.
•
Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa.
•
Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam
langkah persiapan diantaranya adalah:
1.
Berikan sugesti yang positif dan hindari yang negatif
2.
Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai
3.
Bukalah file alam otak siswa
b) Penyajian (presentation)
Langkah
penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan
yang telah dilakukan.Yang harus dipikirkan oleh setiap guru dalam penyajian ini
adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan
dipahami oleh siswa.
a. penggunaan bahasa
b. intonasi suara
c. menjaga kontak mata
dengan siswa
d. menggunakanjoke-joke yang menyegarkan
c) Menghubungkan (correlation)
Langkah
korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa
atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya
dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.
d) Menyimpulkan (generalization)
Menyimpulkan
adalah tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran yang telah disajikan.
Menyimpulkan bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan mengulang
kembali inti-inti materi yang menjadi pokok persoalan, dengan memberikan
beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang telah disajikan, dan dengan
maping melalui pemetaan keterkaitan antarmateri pokok-pokok materi.
e) Penerapan (aplication)
Langkah
aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan
guru.Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini, yaitu membuat tugas yang
relevan dengan materi yang telah disajikan dan dengan memberikan tes yang
sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.
Sedangkan
menurut Djamarah dan Aswan dalam buku Strategi
Belajar Mengajar (2010: 21) dan Syaiful dalam buku Konsep dan Makna Pembelajaran (2010: 79) berpendapat bahwa secara
garis besar prosedur pendekatan ekspositori adalah:
1)
Persiapan. Guru menyiapkan (preparasi)
bahan selengkapnya secara sistematis dan rapi.
2)
Apersepsi. Guru bertanya atau memberikan
uraian sigkat untuk mengarahkan perhatian anak didik kepada materi yang akan
diajarkan.
3)
Presentasi. Guru menyajikan bahan dengan
cara memberikan ceramaha atau menyuruh anak didik membaca bahan yang telah
disiapkan dati buku teks tertentu atau ditulis guru sendii.
4)
Resitasi. Guru bertanya dan anak didik
menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari atau anak didik disuruh menyatakan
kembali dengan kata-kata sendiri (resitasi) tentang pokok-pokok masalah yang
telah dipelajari, baik yang dipelajari secara lisan maupun tertulis.
Ibrahim
dan Nana (2010: 43) mengemukakan mengajar secara ekspositori mempunyai metode
mengajar yang biasa digunakan, yaitu metode ceramah dan demonstari.
a) Metode Ceramah
Dalam
merencanakan pengajaran dengan metode ceramah hal yang perlu dipersiapkan
dengan saksama oleh guru adalah bahan ajaran sesuai dengan topik atau pokok
bahasan. Dalam pelaksanaan mengajar, guru menceramahkan atau menyampaikan bahan
aaran sesuai dengan sistematika yang telah disusun. Untuk memperjelas bahan,
guru dapat memberikan contoh-contoh atau menerangkan dengan alat peraga. Agar
para siswa berperan lebh aktif, kaegiatan ceramah dapat diseingi tanya-jawab.
b) Metode Demonstrasi
Metode
ini dapat digunakan sebagai metode belajar untuk sebagai metode pelegkap dari
metode ceramah. Untuk menerangkan pokok bahasa cahaya, umpamanya, guru
mengadakan demonstrasi dengan menggunakan cermin dan kaca pembesar untuk
memperjelas perbedaan suara beberapa jenis guru, guru mendemonstrasikan suara
bebeap burung. Demonstarsi tidak hanya bisa dilakukan oleh guru, tetpi para
siswa bisa diminta untuk mendemonstraskan sesuatu. Hal-hal yang akan
didemonstrasikan, baik oleh guru maupun oleh siswa hendaknya dituliskan secara
rinci di dalam rencana pengajaran.
2.3
Keunggulan
dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori
a. Keunggulan
Strategi
pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang banyak dan sering
digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di
antaranya:
1)
Dengan strategi pembelajaran ekspositori
guru dapat mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian
ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang
disampaikan.
2)
Strategi pembelajaran ekspositori
dianggap sangat efektif apabila materi pembelajaran yang harus dikuasai siswa
cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
3)
Melalui strategi pembelajaran
ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang
suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa dapat melihat atau mengobservasi
(melalui pelaksanaan demonstrasi).
4)
Keuntungan lain adalah strategi
pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
b. Kelemahan
Di
samping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran ekspositori juga memiliki
kelemahan, yaitu di antaranya:
1)
Strategi ini hanya mungkin dapat
dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara
baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan
strategi yang lain.
2)
Strategi ini tidak mungkin dapat
melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan
pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
3)
Karena strategi ini lebih benyak
diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam
hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir
kritis.
4)
Keberhasilan startegi pembelajaran ekspositori
sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan,
pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motifasi, dan berbagai
kemampuan seperti bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas.
5)
Oleh karna gaya komunikasi strategi
pembelajaran ekspositori lebih banyak
terjadi satu arah (one-way communication)
maka kesempatan untuk mengobrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan
sangat terbatas pula.
6)
Lebih banyak melakukan aktivitas dibandingkan siswanya
karena guru telah mengelola dan mempersiapkan bahan ajar secara tuntas
sedangkan siswa berperan lebih pasif tanpa banyak melakukan pengolahan bahan,
karena hanya menerima bahan ajar yang disampaikan oleh guru (MKB Ginting. 2013).
7)
Siswa
tidak diberi kesempatan untuk mengkonstruk pengetahuannya sendiri (R. Triastuti, M.Asikin, dan K. Wijayanti. 2013).
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Ekspositori siswa tidak hanya
mendengar dan membuat catatan saja, tetapi juga membuat soal dan bisa bertanya
kalau tidak mengerti. Guru dapat memeriksa pekerjaan siswa secara individual,
atau menjelaskan kembali kepada siswa secara individual atau klasikal. Pada
metode ekspositori siswa belajar lebih aktif daripada metode ceramah. Siswa
mengerjakan latihan soal sendiri atau juga dapat berdiskusi dengan temannya.
Strategi
ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan
mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan
seperti itu perlu digunakan strategi yang lain.
Proses pembelajaran ekspositori
harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih
lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga
untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah menakala melalui
proses penyampaiyan dapat membawa siswa pada situasi ketidak seimbangan
(disequilibriung), sehinga mendorong mereka mencari dan menemukan atau
menanmbah wawasan melalui proses belajar mandiri.
3.2
SARAN
Dengan adanya Strategi Pembelajaran
Ekspositori diharapkan guru dapat menerapkan strategi ini dengan sebaik-baiknya
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai semaksimal mungkin. Dibalik itu
juga seorang guru harus menguasai/ memahami tentang konsep dan prinsip
penggunaan strategi pembelajaran ekspositori itu sendiri agar penerapan dalam
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar. Selain itu juga seoarang guru
harus memahami keunggulan dan kelemahan dari strategi pembelajaran ekspositori
itu, dengan memahami maka guru dapat menerapkan dari keunggulan itu dan dapat
menghindari dari kelemahan yang ada dan jika bisa dapat mencari jalan keluar
agar kelemahan itu dapat teratasi.
Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi kita semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari
Allah, dan yang buruk datangnya dari kami. Dan kami sedar bahwa makalah kami
ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi
kami harafkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan
makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina. 2013. Strategi Pembelajaran; Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Sanjaya, Wina. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran; Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan
Zain. 2015. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ibrahim, R dan Nana Syaodih S. 2010.
Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran; Untuk
Membantu Pecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
W Sunarto, W Sumarni, E Suci - Jurnal
inovasi pendidikan kimia, 2008 - journal.unnes.ac.id (01 Juni 2017 pukul
19.05 WIB).
J Sulianto - Malih Peddas, 2011 - journal.upgris.ac.id (06 Juni
2017 pukul 12.15 WIB).
W Sadia - Jurnal Pendidikan Indonesia, 2013 - ejournal.undiksha.ac.id (06
Juni 2017 pukul 13.10 WIB).
MKB Ginting - Basastra, 2013 - jurnal.unimed.ac.id (06 Juni 2017
pukul 14.00 WIB).
R Triastuti, M Asikin, K Wijayanti - Kreano, Jurnal
Matematika …, 2013 - journal.unnes.ac.id (10 Juni 2017 pukul 20.05 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar