Khusus untuk masalah pendidikan misalnya, secara umum dari sisi fasilitas, perbedaan sekolah antara di kota dan di desa, memang sungguh jauh perbedaannya. Namun dari sisi semangat belajar, tak kalah.
Bahkan belakangan secara umum di kota dengan berbagai kemudahan, anak-anak tidak menunjukkan prestasi yang sepadan. Sebaliknya di desa, dengan berbagai keterbatasan, muncul anak-anak yang berprestasi dan memiliki semangat belajar luar biasa.
Kemajuan teknologi telah diserap sempurna oleh anak-anak perkotaan, sehingga telah menjadi pemandangan sehari-hari bagaimana anak-anak perkotaan tak bisa terlepas dari gadget. Sementara anak-anak di desa, memiliki alat-alat berteknologi tinggi masih menjadi impian. Tapi dampak dari teknologi yang negatif, telah pula terserap dengan sempurna di kota, sementara desa tak begitu kelihatan mencolok pengaruhnya.
Pada saat menjelang maghrib, anak-anak di perkotaan masih sibuk di depan televisi, mesin PS atau sedang berselancar di dunia maya, sementara anak-anak di desa menjelang Maghrib masih terlihat banyak yang telah siap untuk pergi ke mesjid, mushola dan langgar, untuk sholat Maghrib berjamaah dan dilanjutkan dengan belajar mengaji.
Suasana di sekolahpun antara di kota dan di desa juga berbeda. Fasilitas sekolah perkotaan relatif lebih maju, tidak seperti yang ada di desa, gedung sekolahnya saja banyak yang masih memprihatinkan. Di sekolah perkotaan anak-anak berseragam, cantik dan tampan, bersepatu dan wangi. Sementara di sekolah pedesaan, masih menjadi pemandangan sehari-hari bagaimana anak-anak sekolah berseragam aneka warna, ada yang tidak mengenakan alas kaki dengan wajah kuyu dan lelah, karena tidak jarang sampai sore hari masih harus membantu kegiatan orang tuanya.
Demikianlah perbedaan antara sekolah di kota dengan sekolah di desa, yang dalam beberapa hal masih menunjukkan perpedaan seperti antara langit dan bumi. Pemandangan yang semestinya tidak harus demikian mencolok
Dari segi kualitas
sumberdaya manusia di Pedesaan dan di Perkotaan sama-sama berkualitas. Tapi,
perbedaan yang selama ini terjadi adanya faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan.
Faktor-faktor tersebut diantaranya:
1.
Lingkungan
2.
Ekonomi
3.
Pendidik
4.
Infrastruktur Pendidikan
5.
Media Informasi
6.
Semangat Belajar
Akan saya bahas satu-persatu sebagai berikut,
1. Lingkungan
Lingkungan sangat
mempengaruhi dalam menentukan baik atau tidaknya kualitas pendidikan. Apabila suatu
lingkungan yang kurang memperhatikan pendidikan akan terjadi kurangnya daya
tarik untuk memperoleh pendidikan yang
lebih tinggi. Sehingga kemajuan suatu daerah akan terhambat.
Halini disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
akan pentingnya pendidikan. Sehingga para Putra Putri di desa kurang
berminat dalam memperoleh pendidikan
yang lebih tinggi. Lebih cenderung kepada melanjutkan propesi orang tuanya
seperti petani, pedagang, pemburu, dan sebagainya.
2. Ekonomi
Factor ekonmi dalam mempengaruhi kualitas pendidikan bukan hanya dialami di
desa, tapi juga di kota. Halini disebabkan oleh mahalnya biaya pendidikan, yang
diakibatkan oleh semakin terus meningkatnya biaya hidup, terutama di kota.
Sedangkan di desa kurang terciptanya lapangan pekerjaan sehingga lebih kepada
pertanian, perternakan, perikanan, pertambangan (Galian C) dan sebagainya.
Hanya masyarakat tertentu yang memiliki kesempatan untuk memperoleh pendidikan
yang lebih baik. Sedangkan orang tuanya yang tidak memiliki penghasilan yang
lebih, hanya dapat menyekolahkan pada tingkat dasar , bahkan tidak sampai hanya
putus ditengah jalan. Sehingga hanya kembali membantu orang tuanya untuk
mencari uang.
3.
Pendidik
Bukan hanya kualitas guru yang diperhatikan tapi juga kuantitas guru juga
sangat dibutuhka, dalam mempengaruhi kualitas pendidikan.
Guru yang memiliki kualitas pendidikannya yang baik akan mencetak peserta
didik yang berkualitas. Halini salah satunya
menjadi permasalahan yang terjadi
di desa terpencil, sehingga sebagian guru lebih cenderung tertarik mengajar di
kota dibandingkan di desa. Mengapa bisa terjadi ?
Mungkin dari segi financial, tarap hidup, dan sebagainya.
Jumlah guru saat ini
masih kurang, halini juga mempengaruhi dalam pemerataan pendidikan di negeri
yang kita cintai ini.
4.
Infrastruktus Pendidikan
Sarana dan prasarana pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap kualitas
pendidikan. Halini yang membedakan kualitas pendidikan di desa dan di kota.
Infarastruktur pendidikan di kota lebih memadai. Sehingga memacu para
peserta didik dan pendidik dalam meningkatkan kemampuan menggali ilmu
pengetahuan dan teknologi. Akses jalan
yang mudah, fasilitas yang menunjang serta memadai.
Apa yang terjadi di desa ?, infrasruktur pendidikan yang kurang memadai bahkan
ada yang jauh dari standar. Hanya sebagain sekolah yang memiliki infrastruktur
yang baik di desa yang disponsori oleh perusahaan swasta atau pun negeri dengan
biaya yang tinggi.
Halini mengakibatkan terjadinya perbedaan kualitas pendidikan, dengan infrastruktur
yang kurang memadai. Seperti akses jalan yang jauh dan sulit ditempuh, kualitas
gedung yang kurang baik. Masih sering dijumpai permasalahan sarana dan
prasarana lainnya.
5.
Media Informasi
Zaman yang semakin moderen pada saat ini, media informasi semakin canggih
dan semakin mudah diperoleh. Halini sangat membantu pendidikan mentransfer ilmu
pengetahuan dan teknologi kepada seluruh lapisan masyarakat.
Media informasi berperan penting dalam mempengaruhi
kualitas pendidikan .
Media informasi dapat
saya bagi menjadi dua yaitu,
a.
Media cerak
Merupakan media penyampaian berita atau informasi secara tertulis maupun
gambar. Biasanya menggunakan kretas atau yang lainnya, sejak dulu sampai
sekarang yang masih sangat popular biasanya berupa Koran, Majalah, Buku dan
sebagainya.
b.
Media elektronik
Merupakan media penyampaian berita atau informasi secara visual maupun
audio, baik searah maupun dua arah. Yang biasanya mengunakan perangkat
elektronik, berupa TV, Radio, Komputer dan sebagainya.
Media informasi masih
terkendala untuk diperoleh masyarakat desa , halini merupakan salah satu
pembeda kualitas pendidikan. Dengan minimnya fasilitas penunjang ditambah
informasi yang sulit, menjadikan pendidikan di desa tertinggal.
6. Semangat
Belajar
Semangat merupakan salah
satu landasan terpenting dalam mencapai sesuatu. Tanpa semangat sulit untuk
mencapai segala hal yang kita ingin capai. Begitu juga semangat belajar .
Seseorang yang memiliki
semangat belajar tinggi, walaupun dengan kondisi dan situasi apapun, orang
tersebut tidak menyerah. Agar apa yang dia cita-citakan terwujud. Dalam
meningkatkan kualitas pendidikan, harus adanya semangat yang mencakup semua
komponen pendidikan.
Perbedaan kualitas pendidikan yang terjadi perlu segera kita tindak lanjuti
agar kualitas pendidikan nasional dapat
seimbang selaras dan merata. Ini semua
tanggung jawab kita bersama, baik pemerintah maupun rakyat.
Pemerintah yang
sudah mengalokasikan APBN sebesar 20 %, untuk pendidikan mengalir entah kemana.
Saling salah menyalahkan, itu semua
tidak berguna. Hanya Allah SWT yang tahu. Maka kita sebagai rakyat bertugas
untuk mengawasi dan apabila terjadi hal yang kurang baik harus menindak
lanjuti.
Menurut saya, untuk
meningkatkan dan pemerataan kualitas pendidikan nasional, perlu dibentuk Badan
Intelejen Pendidikan (BIP). Badan ini
memiliki kesadaran akan kualitas, loyalitas, propesional, intregritas, disiplin
tinggi, taat hukum, taat agama dan dipayungi hukum. Bergerak secara rahasia
mengawasi seluruh aktifitas pendidikan, mulai dari pusat hingga tingkat pelosok
dan memberi informasi, kepada seluruh masyarakat melalui media informasi.
Berupa pengawasan dana pendidikan, standar kualitas pendidikan mencakup
pendidik, peserta didik, sarana,
prasarana dan sebagainya.
Sistem ini sangat bagus
untuk memajukan sistem pendidikan di indonesia, karena pada umumnya kendala
dalam pemserataan pendidikan secara nasional disebabkan oleh sistem birokarsi
yang tidak akuntabel. Sehingga program-program
dan bantuan Pemerintah tidak tepat sasaran bahkan tidak sampai.
Segala permasalahan
pendidikan bahkan permasalahan di negeri ini. Bisa kita atasi dan kuasai
sampai menjadi lebih baik. Jika kita semua sadar bekerja sama dengan hati yang ikhlas
tulus dan syukur, bahu membahu membangun negeri ini. Insyaallah indonesia bisa
menjadi negara super pawer. Amiin
Cukup sekian dan terima
kasih, mohon dimaklum apabila dalam artikel ini terdapat kesalahan dan
menyinggung. Karena hidup ini masih memerlukan pembelajaran untuk menjadi yang
lebih baik.
Tapi saya bersekolah di desa dan fasilitas sekolah disana lebih komplit daripada di kota
BalasHapusKalau orang orangnya lebih ramah yg di kota atau di desa kak?
HapusBagaimana desain pembelajaran dikota
BalasHapus